Minggu, 30 Januari 2011

PAMBEC


Paguyuban Motor Brebes Community

Brebes, sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah di bagian pesisir utara. Bisa dibilang gerbang masuk Jawa Tengah bagian barat yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Barat. Terdapat dua etnis yang bermukim disana yaitu etnis sunda dan etnis jawa. Daerah yang merupakan peralihan antara Jawa dan Sunda ini terkenal akan produksi bawang merah dan telor asin yang merupakan produk unggulan daerah ini. Sudah tidak diragukan lagi kualitas bawang merahnya yang bisa dibilang nomer satu di Indonesia. Apalagi telor yang ditambah garam dengan takaran yang seimbang menambah rasa telor asin yang tidak ditemukan di daerah manapun. Dua ikon itu memang sudah melekat sebagai khas daerah Brebes. Selain terkenal akan bawang merah dan telor asinya, Brebes juga mempunyai komunitas yang berkembang layaknya di kota-kota besar. Sebut saja PAMBEC (Paguyuban Motor Brebes Community) berdiri pada tanggal 6 Juni 2008 yang merupakan wadah bagi komunitas-komunitas motor yang berkembang disana. Akhmad Muksin atau akrab dipanggil Glopot sebagai ketua umum yang juga merupakan pelopor utama terbentuknya PAMBEC mengatakan awal terbentuknya PAMBEC dirinya ingin mempersatukan komunitas-komunitas motor yang ada di Bebes agar tidak berjalan sendiri. Dua kepala tentunya lebih baik dari satu kepala, tiga kepala juga lebih baik dari dua kepala begitu seterusnya. Oleh karenaya, setelah dimusyawarahkan berdirilah nama PAMBEC (Paguyuban Motor Brebes Community) sebagai wadah bagi komunitas-komunitas-komunitas motor di daerah Brebes. Bisa dibilang persatuan antara komunitas-komunitas motor yang bergelut dibidang permotoran seperti touring, free style, modification dan sebagainya. Layaknya komunitas-komunitas yang lain, PAMBEC juga mempunyai struktur organisasi yang sudah terstruktur dengan beberapa divisi karena pada dasarnya hanyalah sebuah organisasi kecil dengan kaderisasi yang jauh berbeda dari organisasi-organisasi formal. Tidak semua komunitas motor di Brebes merupakan anggota atau member PAMBEC, tapi hanya sebagian saja komunitas motor yang menjadi member PAMBEC. Pepatah mengatakan semakin tinggi pohon, semakin banyak angin yang menghempasnya. Begitu juga PAMBEC, namanya semakin dikenal dikalangan komunitas motor, namun sering terjadi keluar masuk member karena masalah intern tertentu.

Komunitas yang hoby nongkrong di WARJOK alun-alun Brebes tiap malam Jum’at yang merupakan kopdar wajibnya mempunyai berbagai kegiatan yang beraneka ragam bukan hanya dibidang motor ataupun sangkut paut dengan motor saja, tapi juga bergerak dibidang sosial budaya seperti penggalangan dana untuk korban bencana alam seperti merapi, mentawai yang sudah terlaksana ataupun pendidikan dengan bertukar informasi jika ada tamu dari bebagai daerah yang berbeda etnis, mereka saling bercerita tentang suku dan kebudayan dengan keanekaragaman masing-masing. Bahkan bidang seni pun turut meramaikan walau cuma sekedar nyanyi bersama disaat kumpul (kopdar) dengan aliran musik bermacam-macam dari musik dangdut, gending, campur sari, reggae sampai music modern kandang mereka mainkan. Indahnya kebersamaan sudah melekat pada hati mereka. Hampir setiap hari mereka berkumpul di WARJOK (Warung Pojok) walaupun hanya ditemani es kopi yang merupakan minuman favorit mereka ataupun secangkir teh dengan gorengan mendoan yang disajikan dengan hisapan sebatang rokok menambah erat rasa persaudaraan setiap member.

Banyak juga acara yang sudah diselenggarakan PAMBEC, dari anniversary, kumpul bareng bahkan ngelih barengpun pernah diacarakan. Dalam setiap acara bukan saja member PAMBEC yang meramaikan, tapi juga mengundang komunitas-komunitas motor dari daerah atau kota lain yang juga ikut memeriahkan. Namun, sayangnya kurang terdokumentasikan. Dan yang lebih sangat disayangkan lagi, PEMDA setempat kurang memperhatikan keberadaan komunitas-komunitas motor di Brebes. Padahal bila ada perhatian ataupun dukungan dari PEMDA setempat kiranya PAMBEC bisa berjalan lebih baik lagi dengan ikut serta mengharumkan nama Brebes serta mengenalkan nama Brebes bagi yang belum kenal. Walaupun begitu, semangat mengahrumkan nama brebes dengan ikon bawang merah dan telur asinya masih melekat dijiwa semua member PAMBEC.

Rabu, 05 Januari 2011

4 Tahun Keliling Indonesia dengan Sepeda Ontel

Setiap orang pasti mempunyai keinginan ataupun mimpi. Berbagai cara dilakukan untuk mewujudkan mimpi itu bahkan tak sedikit yang mengorbankan harta benda demi terwujudnya mimpi itu. Tidak terkecuali pemuda asal Gunung kidul Yogyakarta yang mempunyai keinginan yang amat besar untuk bisa keliling Indonesia. Suatu mimpi yang diharapkan setiap orang, tapi tidak semua orang bisa mewujudkanya. Berawal dari hoby bersepeda yang memang sudah dia gemari sejak kecil hingga menginjak masa remaja mendirikan komunitas sepeda ontel bersama teman-temanya. Setiap dia berkumpul dengan teman-teman komunitas sepeda ontel maupun komunitas yang berbau hoby lainya, sering dia mendengar cerita kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam dari mahasiswa yang merantau di Yogyakarta. Dari cerita-cerita itu menambah rasa penasaranya akan kebudayaan Indonesia. Tersalurkan dari hoby bersepeda dia pun mengelilingi Indonesia dengan sepeda ontelnya dengan misi mengenal lebih dekat suku dan budaya Indonesia. Jika kita bayangkan memang tidak mungkin rasanya bisa keliling Indonesia dengan sepeda ontel, tapi itulah Agus Sutikno yang kerap dijuluki Techno si rayap aspal dapat mewujudkan mimpinya selama 4 tahun lamanya sudah menjelajahi Indonesia yang amat sangat luas dan kaya akan pulau.

Panas dingin lapar dahaga sudah terbiasa dia rasakan, untungnya rasa itu hilang sekejap saat dia bertemu teman-teman ataupun saudara yang menyambutnya diseluruh pelosok nusantara. Bahkan tidak sedikit aparat negara yang menyambut hangat kedatanganya dari Kapolres, Kapolsek, Bupati, Gubernur dan sebagainya. Satu keinginanya bertemu Bapak Presiden Indonesia yang belum tercapai “Karena Bapak SBY sibuk tidak ada waktu buat bertemu gembel seperti saya”, banyolan Techno si rayap aspal. Tidak sedikit juga orang menganggap orang gila, jika dilihat dari penampilanya memang tidak jauh berbeda, kulit sedikit putih dengan pakaian seadanya..hehee, apalagi sepedanya yang ramai dengan embel-embel barang-barang ataupun sampah, tapi dengan menganggapnya angin lalu Techno yang super cuek terus mengayun sepedanya. Berbagi cerita dengan penduduk setempat memang sudah menjadi hal yang pasti, banyak yang menanyakan untuk apa keliling Indonesia? Dengan santai Techno menjawab “Menegenal suku dan budaya Indonesia”. Bahkan tak jarang juga yang memberi semangat untuk terus mengayun sepedanya. Peristiwa yang paling menarik menurutnya saat ban sepedanya bocor ditengah hutan dan tidak ada tambal ban disana mengingat jarak ke kota masih 15KM. Tidak kehilangan akal dia pun memasukan celana dalamnya ke dalam ban ditambah dengan rerumputan untuk memperkeras ban sepedanya. Dia ayun lagi sepedanya hingga menemukan tambal ban. Banyak sekali pengalaman-pengalaman yang menarik dia ceritakan kepada saya, bahkan sempat sakit malaria sampai jatuh cinta kepada suster yang merawatnya..hehehee*kumplang

Bisa keliling Indonesia memang sangat luar biasa apalagi dengan sepeda ontel, jarang sekali orang bisa melakukanya. Saat aku coba sepedanya, baru mencoba sudah beberapa kali jatuh karena memang sangat berat gimana kalau saya keliling Indonesia dengan sepedanya, beapa kali aku terjatuh..Hhohohoo, Aku salut denganmu kawan, lanjutkan prestasimu.

Dampak Perkembangan Teknologi Terhadap Kebudayaan Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN


Budaya Indonesia merupakan kebudayaan yang dapat di artikan sebagai kesatuan dari kebudayaan seluruh wilayah yang ada di Indonesia Untuk Menumbuhkan rasa cinta Indonesia dalam rangka Mengembalikan Jati diri Bangsa Indonesia perlu di galakkan kembali karena sekarang ini Indonesia sedang mengalami nilai nilai pergeseran dari kebudayaan lokal yaitu kebudayaan asli Indonesia kepada mulainya kecintaan terhadap budaya asing. Dengan majunya teknologi di mana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita turut pula mempengaruhi tergesernya nilai nilai budaya Indonesia ini. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebudayaan maupun teknologi baik dari dalam aupun dari luar. Sekilas kebudayaan dan teknologi dinilai sangatlah bertolak belakang, kebudayaan lebih menitik beratkan kepada sejarah sedangkan teknologi berhubungan dengan trend masa kini. Tidak sedikit orang yang menilai kedua bahasan tersebut demikian. Namun, bila ditelaah lebih dalam lagi pada dasarnya dan sebenarnya kebudayaan sangat berhubungan dengan teknologi. Kebudayaan menghasilkan teknologi, sedangkan teknologi menciptakan kebudayaan dalam masyarakat serta teknologi pertanda kemajuan kebudayaan, dengan kata lain antara kebudayaan dan teknologi sangatlah mempengaruhi. Apa saja dampak teknologi terhadap kebudayaan?. Simak bahasan berikut.

BAB II

PEMBAHASAN

Sebelum mengupas lebih jauh sejarah kebudayaan maupun teknologi serta dampak apa yang ditimbulkan, kita definisikan kembali apa itu kebudayaan dan apa itu teknologi. Dari berbagai literatur kita dapat menyimpulkan kebudayaan adalah gaya hidup ataupun cara hidup yang dimiliki sekelompok orang atau masyarakat yang diwariskan dan ditindaklanjuti dari generasi ke generasi. Sedangkan teknologi merupakan ilmu pengetahuan terapan untuk menciptakan suatu hal yang baru sehingga dapat menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Keduanya memang tidak bisa dipisahkan, adanya kebudayaan yang dimiliki sekelompok orang dapat menciptakan teknologi baru, begitu juga sebaliknya adanya teknologi baru dapat menciptakan kebudayaan yang baru pada masyarakat. Darimana datangnya kebudayaan yang dimiliki sekelompok orang sehingga dapat menciptakan teknologi serta dengan teknologi baru muncul kebudayaan baru?.

Indonesia memiliki beraneka ragam budaya bahkan ada sebagian kecil yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya aslil Indonesia. Banyaknya faktor yang mempengaruhi kebudayaan menyebabkan teknologi ikut berkembang dari masa ke masa, namun pada dasarnya kebudayaan terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tiong hoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan dari Tiong hoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena ada suatu interaksi perdagangan antara pedagang-pedagang Tiong hoa dengan Indonesia. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan kebudayaan baru yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi akar dari kebudayaan lokal modern di Indonesia misalnya kebudayaan jawa dan sunda. Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16 ke Indonesia dan penjajahan yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk Kebudayaan Barat dan membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat dijumpai sekarang. Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial, berbagai elemen budaya seperti perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi kebudayaan Barat yang lambat laun terintegrasi dalam masyarakat. Teknologi yang menyangkut cara-cara memproduksi, memakai serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan muncul dari cara-cara manusia dalam bermasyarakat yang haus akan kebutuhan hidup mereka. Darisini lahir suatu teknologi tradisional atau disebut juga sistem peralatan sebagai kebudayaaan fisik.

Dengan majunya teknologi dimana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita ikut serta mempengaruhi tergesernya nilai-nilai budaya Indonesia ini. Terutama para generasi muda bangsa ini. Banyak kita lihat disekeliling kita para generasi muda kebanyakan lebih suka terhadap budaya asing ketimbang kebudayaan Indonesia sendiri. Sangat dikhawatirkan kebudayaan Indonesia hanya sebagai simbol atau identitas dan juga hanya sebagai pelengkap di acara acara tertentu misalnya acara pernikahan dan yang paling parah lagi mengklaim kebudayaan yang tertinggal, tidak gaul ataupun sejenisnya. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kebudayaan indonesia terbentuk juga karena dipengaruhi budaya asing, tapi itu dulu saat-saat zaman kerajaan. Jati diri Bangsa ini perlu ditonjolkan dengan mencintai kebudayaan Indonesia. Dengan tertanamnya jati diri Bangsa pada setiap individu diharapkan mampu menjadi filter bagi kebudayaan asing yang bisa masuk kapan saja dan dimana saja.

Disamping itu yang sangat disayangkan lagi selama ini budaya Indonesia hanya menjadi objek dari kebudayaan global, seperti yang dikatakan pengamat budaya Drs. Nyoman Wijaya, M.Hum dalam artikelnya yang berjudul “Mensinergikan Budaya dan Teknologi”. Jika hanya menjadi banjolan-banjolan budaya, budaya Indonesia hanya akan enak ditonton untuk sekadar menghilangkan stres. Tidak seperti negara lain yang menjadikan kebudayaan sebagai subjek,” kata Wijaya. Misalnya Jepang, India, dan Amerika yang sudah mampu memberdayakan kebudayaan pada mestinya serta mensinergikan kebudayaan dan teknologi. Mereka sudah lama mengekspor budaya ke negara lain. Padahal, dari segi substansi, Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang amat kaya. ”Tetapi karena tidak dikawinkan dengan teknologi, maka kita hanya mampu menempatkan kebudayaan sebagai objek,” katanya. “Indonesia memiliki banyak cerita rakyat yang jika mendapat sentuhan teknologi, kiranya mampu bersaing. Cerita rakyat itu bisa dikemas dalam bentuk film kartun dan film” ujarnya menambahkan.

BAB III

KESIMPULAN


Indonesia memiliki kebudayaan yang tak terhitung jumlahnya. Definisi kebudayaan dan teknologi sendiri sangat luas tergantung orang menilai dari sudut mana. Disini saya mendefinisikan kebudayaan adalah gaya hidup ataupun cara hidup yang dimiliki sekelompok orang atau masyarakat yang diwariskan dan ditindaklanjuti dari generasi ke generasi. Sedangkan teknologi merupakan ilmu pengetahuan terapan untuk menciptakan suatu hal yang baru sehingga dapat menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Keduanya memang tidak bisa dipisahkan, adanya kebudayaan yang dimiliki sekelompok orang dapat menciptakan teknologi baru, begitu juga sebaliknya adanya teknologi baru dapat menciptakan kebudayaan yang baru pada masyarakat serta teknologi sebagai pertanda kemajuan kebudayaan. Semakin berkembangnya teknologi dimana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita yang ikut serta mempengaruhi tergesernya nilai-nilai budaya Indonesia ini. Banyak masyarakat Indonesia lihat terutama para generasi muda kebanyakan lebih suka terhadap budaya asing ketimbang kebudayaan Indonesia sendiri. Hal ini menuntut kita untuk lebih waspada dalam menerima budaya luar/asing. Jati diri Bangsa ini perlu ditonjolkan dengan mencintai kebudayaan Indonesia Dengan tertanamnya jati diri Bangsa pada setiap individu diharapkan mampu menjadi filter bagi kebudayaan asing yang bisa masuk kapan saja dan dimana saja. Strategi kebudayaan kedepan sebenarnya yang diperlukan bukan hanya menjadi tukang-tukang teknologi, tetapi masyarakat mesti mampu menjadi penemu, dengan kata lain mendidik masyarakat untuk berpikir, berkata dan bertindak yang benar. Dengan demikian masyarakat Indonesia mampu mengkolaborasikan antara produk budaya dengan teknologi.